Pernahkah kita menatap orang terdekat ketika sedang tidur......???. Kalau belum, cobalah sekali saja menatap
mereka ketika sedang tidur.
Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.
Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur.
Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.
Perhatikanlah Ayah kita saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badanyang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya,betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Beliaulah yang tiap hari bekerja keras untuk
kesejahteraan kita, anak-anaknya. beliaulah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.
Sekarang hadirkan sesosok laki-laki yang selama ini telah berkorban banyak untuk diri anda , yang bekerja kerasnya siang dan malam hanya agar anda bisa bersekolah seperti teman-teman anda yang lain, yang tidurnya tidak nyenyak setiap malam karena memikirkan sepatu anda yang sudah sempit dan rusak , memikirkan pakaian anda yang sudah tidak layak pakai lagi, yang bekerja dengan ikhlas dan jujur karena tidak ingin anaknya di berikan makanan yang haram.
Hadirkan sesosok ayah anda yang selama ini mungkin jarang anda dapat membantunya ,meringankan pekerjaanya, yang selama ini mungkin anda sering menuntut banyak diluar kemampuanya...
Hadirkanlah sesosok seseorang wanita yang rela berdesak-desakan ketika membelikan anda pakaian ketika lebaran, seorang wanita yang tidak tidur semalam karena menunggui anda ketika anda kecil, seorang wanita yang tidak pernah meminta balas budi sedikitpun dari segala kelelahan dan pengorbananya.
Hadirkan sesosok ibu kita yang selama ini mungkin sering kita tidak pedulikan , hadirkan sesosok ibu kita yang mungkin selama ini kita lupakan, hadirkan sesosok ibu yang selama ini menginginkan kebahagian untuk anda dalam desahan doa-doa malamnya , dalam butiran-butiran air matanya dan dalam kesedihanya memikirkan kebahagian untuk diri anda, tapi apakah yang anda lakukan selama ini buat ibu anda???
Sekarang, palingkan wajah…...Lihatlah ibu kita. Hmm...kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu, kini kasar karena tempaan hidup yang keras.
Beliau-lah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Beliau juga yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang,dan sayangnya itu sering kita
salah artikan.
Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu...Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya...
Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan, namun pasti…..disaat menatap wajah lugu yang terlelap itu.
Rasakanlah getaran cinta yang seketika akan mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan kita.
Pengorbanan yang terkadang ditutupi oleh kesalahpahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar.
Secara ajaib Allah mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.
Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan...Dan ekspresi wajah ketika tidur-pun mengungkap segalanya.
Tanpa kata, tanpa suara…………seolah mereka berkata... "betapa lelahnya aku hari ini". Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.
Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.
Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan akan membuncah seketika jika mengingat itu semua.
Selanjutnya, bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu"………. tidak lagi membuka mata untuk selamanya ...
Kemudian, ada satu pertanyaan yang patut direnungkan bersama..”apakah kita sudah membalas semua pengorbanan mereka, walaupun hanya sekedar membuat mereka
tersenyum bahagia?”….
Ayah, maafkan aku........
Gurat keriput di wajahmu, tanda juangmu
Mengumpulkan rupiah demi rupiah
Untuk nasi yang kumakan setiap hari
Ayah, maafkan aku........
Tubuh rentamu, tanda tenaga yang terkuras
Mengumpulkan harap demi harap
Agar aku anakmu bisa hidup layak
Ayah, maafkan aku.......
Aku lebih sering lupa daripada ingat untuk menyapamu
Aku lebih sering merasa lebih hebat darimu
Aku lebih sering melukaimu daripada menyenangkanmu
Ayah, maafkan aku.......
Kalau aku merasa tidak bisa mengerti jalan pikirmu
Kalau aku merasa engkau terlalu berhati-hati
Kalau aku merasa engkau terlalu tua untuk didengarkan
Ayah, maafkan aku.......
Apapun itu, akulah yang sombong
Akulah yang tidak tahu terima kasih
Akulah yang tidak peduli
Ayah, maafkan aku.......
Aku mencintaimu dengan cara yang aneh
Aku menghormatimu dengan cara yang tidak biasa
Aku mengagumimu tanpa kata-kata
Ya Allah begitu besar pengabdian mereka kepada anaknya,
Ya Allah hanya untaian doa yang bisa aku berikan kepada mereka berdua,
Ya Allah Terimalah Doa HambaMu ini.."
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ” Amin.......
Sunnguh Bergetar hatiku,bergetar jiwaku,mengalir air mataku.......