Pengambilan Keputusan dalam Manajemen

on Rabu, 19 November 2008

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.Sebelum pilihan dijatuhkan,Pengambilan keputusan merupakan hal pokok bagi seorang manajer.Pengambilan keputusan pada kenyataannya merupakan suatu aktivits yang mendukung semua fungsi manajemen.Fungsi tersebut secara jelas memerlukan keputusan untuk melaksanakan sebuah rencana dan menngunakan tujuan.
Dalam sebuah organisasi, manajer pada seluruh jenjang senantiasa membuat keputusan. Pengaruh dari keputusan tersebut akan menjangkau masalah dari yang paling “sepele” sampai pada masalah yang vital bagi kelangsungan hidup organisasi, atau dengan kata lain, semua keputusan memiliki pengaruh baik besar atau kecil pada kinerja organisasi tersebut.“Pengambilan keputusan” melukiskan proses pemilihan suatu arah tindakan sebagai cara untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Huber membedakan pengambilan keputusan dari “penentuan pilihan” dan “pemecahan masalah”. Menurutnya, penentuan pilihan mengacu pada rangkaian aktivitas sempit yang terlibat dalam penentuan satu pilihan dari serangkaian alternatif. Karenanya penentuan pilihan merupakan bagian dari pengambilan keputusan. Pemecahan masalah mengacu pada rangkaian aktivitas luas yang terlibat dalam penemuan dan implementasi suatu cara bertindak untuk memperbaiki suatu keadaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Mengambil keputusan bukan perkara yang mudah. namun bukan pula pekerjaan yang sulit, orang yang butuh waktu untuk sampai pada suatukeputusan, memiliki kematangan dan keyakinan lebih daripada yang membuat penilaian sesaat.emosi memang perlu dipertimbangkan ketika membuat keputusan besar.untuk membuat keputusan yang kecil saja harus mempertimbangkan untung ruginya.namun dalam masalah-masalah sangat penting, seperti memilih jodoh dan profesi, keputusan harus muncul dari diri sendiri. untuk mengambil keputusan penting, pedomannya adalah kebutuhan mendasar kita yang terdalam. Kualitas keputusan manajer adalah merupakan ukuran efektivitas mereka dan nilai mereka bagi organisasi. Suka atau tidak, manajer dinilai atau dihargai atas dasar pentingnya, jumlahnya, dan hasil-hasil keputusan mereka. ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan.
Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,diantaranya adalah :
1. G. R. Terry :
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr :
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O'Donnell :
Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternative mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian :
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

B.Jenis Keputusan Manajerial
Manajer sebagai pembuat keputusan adalah seorang pemecah masalah, yaitu dengan memilih salah satu dari alternatif-alternatif yang tersedia, atau menemukan alternatif lain yang berbeda secara berarti dengan alternatif sebelumnya. Dalam manajemen keputusan dikategorikan dalam dua jenis yaitu;
a.keputusan terprogram (programmed decisions)
Keputusan terprogram adalah merupakan “keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan, atau prosedur tertentu. Setiap organisasi mempunyai kebijakan tertulis atau tidak tertulis yang mempermudah pengambilan keputusan dalam situasi yang berulang-ulang dengan membatasi atau meniadakan alternatif.Masalah rutin tidaklah selalu sederhana.
Keputusan terprogram digunakan untuk mengatasi masalah yang rumit maupun yang sepele. Bila suatu masalah terjadi lagi dan jika unsur komponennya dapat ditentukan, diramalkan atau dianalisis, maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan pengambilan keputusan terprogram.Sampai tingkat tertentu, keputusan terprogram itu membatasi kebebasan kita, karena organisasi dan bukan individu yang memutuskan apa yang harus dilakukan. Akan tetapi, keputusan jenis ini dimaksudkan untuk membebaskan. Kebijakan, peraturan, atau prosedur yang digunakan untuk mengambil keputusan, akan membebaskan kita dari waktu yang diperlukan untuk memecahkan setiap masalah, dengan demikian memungkinkan kita mencurahkan perhatian pada kegiatan lain yang lebih penting.
b. keputusan tak terprogram (nonprogrammed decisions).
keputusan tidak terprogram adalah keputusan untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau masalah istimewa. Jika suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup oleh suatu kebijakan atau sedemikian penting sehingga memerlukan perlakuan khusus, maka masalah tersebut harus ditangani dengan suatu keputusan tidak terprogram. Kalau seseorang berada pada posisi yang lebih tinggi dalam heirarkhi organisasi, kemampuan untuk mengambil keputusan tidak terprogram menjadi lebih penting karena secara progresif lebih banyak keputusan tidak terprogram yang diambil. Karena alasan tersebut, kebanyakan program pengembangan manajemen berusaha meningkatkan kemampuan manajer untuk mengambil keputusan tidak terprogram, biasanya dengan mengajar mereka menganalisis masalah secara sistematik dan membuat keputusan yang nalar.

C.Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan harus dianggap sebagi “sarana” bukan hasil. Keputusan adalah merupakan “mekanisme organisasional” dengan bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, merupakan respon organisasional terhadap suatu masalah. Setiap keputusan merupakan hasil dari proses dinamik yang dipengaruhi oleh berbagai kekuatan. Rantai proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a) Menetapkan sasaran dan tujuan serta mengukur hasil.Penetapan sasaran dan tujuan yang rasional akan mengarahkan hasil yang akan dicapai dan alat ukur untuk menilai tercapaitidaknya hasil tersebut.
b) Identifikasi masalahSituasi yang dibutuhkan oleh suatu keputusan adalah masalah. Jika tidak ada masalah, berarti tidak akan pernah ada suatu keputusan. Identifikasi terhadap masalah secara tepat bersifat mutlak, dan harus mencermati faktor-faktor yang merupakan kendala yang meliputi : masalah persepsi, masalah diidentifikasikan sebagai solusi, identifikasi gejala sebagai masalah.Pengambila keputusan manajemen biasanya dilakukan dengan mengidentifikasi masalah harus hati-hati tinggalkan semua gejala sampai menjumpai masalah pokok atau utama setelah itu menyusun alternative yang bermanfaat.
c) Mengembangkan alternatifSebelum suatu keputusan dibuat, alternatif yang masuk akal (solusi potensial untuk masalah tersebut) mesti ditelaah serta akibat dari masing-masing alternatif juga mesti dikaji. Mengembangkan alternatif adalah merupakan suatu proses pencarian untuk meneliti lingkungan internal dan eksternal organisasi guna memperoleh informasi sehingga dapat dikembangkan menjadi alternatif yang memungkinkan. Kendalanya adalah faktor waktu dan biaya.Dalam pengambilan keputusan dengan baik harus mempunyai beberapa alternative untuk dipilih,jika tidak ada pilihan,berarti tidak mempunyai keputusan apapun untuk di ambil.Dalam menyusun alternative perlu adanya kreatifitas dan diskusi untuk memecahkan sebuah masalah dalam pengambilan keputusan.
d) Mengevaluasi alternatifSekali alternatif telah dilaksanakan, secara temporal haruslah diikuti dengan evaluasi dan perbandingan. Hubungan antara “alternatif dengan hasil” didasarkan atas tiga kondisi yaitu : kepastian, ketidak pastian dan resiko.
e) Memilih alternatifDiperlukan kecermatan berpikir dan bertindak dalam pemilihan alternatif, apalagi pada tingkat keputusan manajerial. Solusi yang optimal sangat muskil untuk diperoleh karena pengambil keputusan tidak mungkin mengetahui semua alternatif yang ada, akibat dari setiap alternatif dan probabilitasnya.
f) Mengimplementasi keputusanSuatu keputusan yang tidak diimplementasikan tidak lebih dari sebuah abstraksi belaka. Dengan kata lain, suatu keputusan mesti secara efektif diimplementasikan agar mencapai tujuan yang dikehendaki. g) Mengendalikan dan mengevaluasiManajemen yang efektif melibatkan pengukuran periodik terhadap hasil. Hasil aktual dibandingkan dengan rencana dan perubahan harus dibuat jika terjadi deviasi. Hal ini menunjukan pentingnya pengukuran hasil, atau dengan kata lain tanpa adanya pengukuran berarti tidak ada penilaian terhadap prestasi kerja.
Pembuatan keputusan berhubungan dengan masalah.Suatu masalah muncul kalau keadaan sebenarnya berbeda dari keadaan yang diinginkan.Dalam banyak hal,suatu masalah mungkin adalah peluang yang tersembunyi.Masalah yang di keluhkan pelanggan mengenai lambatnya penyerahan barang pesanan,misalnya dapat juga dilihat sebagai sutau kesempatan untuk mendesain ulang proses produksi dan pelayanan kepada pelanngan.Karena manajer menghadapi banyak masalah dan kesempatan,
William Pounds mengatakan bahwa proses menemukan masalah sering kali informal dan intuatif,Empat macam situasi biasanya memberi peringatan kepada manajer tentang kemungkinan adanya masalah,Empat macam tersebut yaitu;
1. Devisi dari masa lalu,berarti pola prestasi sebelumnya dalam organisasi terlampaui.Penjualan tahun ini jatuh dibawah tahun lalu; biaya tiba-tiba naik;jumlah karyawan yang keluar naik .peristiwa seperti ini memberikan sinyal kepada manajer bahwa ada masalah yang telah berkembang.
2. Devisi dari rencana yang ditetapkan,berarti proyeksi atau harapan manajer tidak terpenuhi .Tinkat laba lebih rendah dari pada yang diantisipasi ,anggaran dari sebuah departemen kurang,sebuah proyek tidak sesuai dengan jadwal.Peristiwa seperti itu memberi tahu manajer bahwa ada yang harus di lakukan untuk mengembalikan rencana kejalur semula.
3. Orang lain sering kali memberi tahu masalah kepada manajer.Pelanggan mengeluh mengenai keterlambatan penyerahan barang ,manajer dari tingkat yang lebih tinggi menentukan standar prestasi yang baru untuk departemen manajer bersangkutan,karyawan mengundurkan diri.Banyak keputusan sehari-hari dibuat oleh manajer menyangkut masalah yang disebabkan oleh orang lain.
4. Prestasi pesaing dapat juga menciptakan situasi pemecahan masalah.Kalau perusahaan lain mengembangkan proses baru atau ada perbaikan dalam prosedur pengoperasian ,manajer mungkin harus mengevaluasi ulang proses atau prosedur dalam organisasi.
Seorang manajer,tentu saja tidak membuat keputusan terpisah,kalau dia sedang membuat keputusan ,keputusan yang lain dibuat oleh orang lain baik didalam maupun diluar organisasi,dibisnis lain,kantor pemerintah ,dan organisai lain .Ketika manajer memproyeksi konsekuensinya yang mungkin terjadi dari keputusan mereka sendiri ,mereka harus waspada bahwa keputusan orang lain mungkin bertentangan atau berinteraksi dengan keputusan mereka.Pembuatan keputusan ,secara singkat,adalah proses yang dilakukan manajer dalam hubungan dengan pembuat keputusan yang lain.
Secara tradisional,tanggung jawab akhir untuk membuat keputusan terletak di tangan manajer.Tetapi pendekatan ini tidak selalu memadai ,bahkan keputusan manaerial yang telah diperkirakan masak-masak bisa gagal bila manajer tidak mampu menyakinkan orang lain untuk melaksanakanya secara sukarela .Kadang-kadang orang lain mempunyai alas an yang tepat untuk menolak keputusan tadi ,mungkin mereka menyadari ada alternative atau factor releva yang belum di pertimbangkan dalam analisis semula ,Sebaliknya karyawan mungkin menerapkan suatu keputusan secara royal sekalipun mereka tidak menyetujuinya dengan hasil yang jelek ,jadi,semakin sering karyawan dilibatkan dalam proses pembuatan keputusan .Dalam pembuatan keputusan seorang manajer sangatlah penting.
Setelah manajer mengambil semua langkah yang mungkin untuk menghadapi konsukuensi potensial yang tidak di kehendaki ,implementasi sebenarynya dapat dimulai,Khirnya suatu keputusan (atau suatu penyelesaian)tidak lebih baik dari tindakan yang diambil untuk mewujudkannya.Kesalahan yang biasa dilakukan oleh manajer adalah menganggap bahwa setelah keputusan diambil ,tindakan yang bersangkut paut dengan keputusan tadi secara otomatis akan dilaksanakan .Bahkan bila sebuah keputusan cukup baik bila orang lain tidak mau,atau tidak dapat melaksanakanya ,maka keputusan tadi tidak akan efektif.
Resiko potensial dan ketidakpastian yang telah diidentifikasikan dalam tahap evaluasi alternative didepan harus juga tetap diperhatikan ,Ada kecendrungan manusiawi untuk melupakan resiko yang mungkin timbul dan ketidakpastian dalam suatu keputusan yang dibuat.Manajer melawan kegagalan ini dengan secara sadar meluangkan waktu khusus untuk meninjau ulang keputusan mereka pada waktu itu dan mengembangkan rincian untuk menghadapi semua resiko dan ketidakpastian.

D. Tips Singkat Dalam Pengambilan Keputusan
Membuat keputusan atas sesuatu hal akan mengakibatkan sesuatu, baik ataupun buruk dalam kehidupan. Untuk membuat keputusan terbaik, adalah sangat penting untuk dimengerti bagaimana kita melakukan proses pembuatan keputusan. Untuk setiap keputusan yang kita buat, terdapat beberapa elemen yang tidak kita kenali, bahkan tidak bisa kita control. Baik sadar atau tidak disadari,kita telah mengevaluasi elemen yang tidak dikenali ini dan potensi setiap alternative solusi ketika kita akan mengambil keputusan. Bagaimanapun, akibat dan resiko yang ditimbulkan tidaklah mutlak karena hanya merupakan perkiraan dan diwarnai oleh persepsi kita. Oleh karena itu, justru persepsi kitalah yang lebih kuat mempengaruhi kecenderungan akan resiko yang dapat menimpa kita.
Secara alami, beberapa orang lebih toleransi terhadap resiko daripada yang lainnya. Sebagian besar orang sudah tahu, keputusan apa yang biasanya banyak menimbulkan resiko, seperti orang yang berjudi. Seorang penjudi memiliki toleransi resiko yang cukup besar, seperti layaknya investasi di pasar besar, dan dapat menimbulkan akibat yang dapat membahayakan dirinya.
Bahkan sebelum beberapa orang berpartisipasi dengan aktivitas yang beresiko, mereka memang telah membuat keputusan untuk melakukannya. Semua keputusan dapat menimbulkan resiko masing-masing, tergantung besar keputusan yang dibuat. Ketika kita telah memilih untuk memiliki resiko, kita mungkin harus mempertimbangkan dan membuat pilihan keputusan yang lebih beresiko. Seseorang yang membutuhkan lebih banyak kestabilan dan control dirinya, akan memilih jauh dari pilihan keputusan yang mengandung resiko.
Ketika seseorang memilih jalan hidup yang akan dirinya tempuh, maka dia harus siap dengan hal hal yang timbul dari jalan yang telah dipilihnya. Hidup memang sebuah pilihan, maka jangan lah mengambil sebuah pilihan yang akan kita sesali. Jika sudah terlanjur terjerumus, maka hadapilah, jangan ragu dengan begitu kamu dapat memperbaiki nya.
Terkadang hidup tak selalu berjalan sesuai dengan keinginan, dan terkadang juga hal itu membuat kita takut untuk memilih, tapi hidup akan terus berjalan walaupun tanpa pilihan kita. Jika kita tidak memilih jalan yang akan kita tempuh, maka sikap itu lah pilihan kita. Tapi itu bukanlah pilihan yang terbaik karena diam tidak selalu emas. Diam, takut mengambil resiko ? Jika itu adalah jalan yang kita pilih, maka itu adalah jalan terburuk yang tlah di pilih. Berpikiran picik seperti itu akan membuat kita terbunuh secara perlahan. Ya dunialah yang akan membunuh kita, karena kita tidak akan mampu bertahan jika hanya bisa diam, apa lagi jika di tambah sikap yang slalu menggantungkan diri pada orang lain.
Tak ada dahan yang akan kuat menahan beban terus menerus. Begitu juga dengan kura² yang selalu berada dalam tempurung, dia tidak akan dapat bertahan dari kekejaman dunia. No Risk No Gain, Siap menghadapi resioko atas apa yang kita lakukan, dengan itu kita akan mendapatkan hasil nya, baik buruk nya. Tetap saja itu lebih baik dari pada diam.
Ada beberapa tips singkat dalam pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut;
1. Jangan takut mengambil keputusan. Beberapa orang takut mengambil keputusan. Akibatnya bukan kita yang mengambil keputusan tapi keadaanlah yang memberikan keputusan kepada kita.
2. Jangan mengambil keputusan secara emosional, tapi gunakanlah pertimbangan yang matang. Dengan demikian kita mampu berpikir secara rasional dan menghitung plus minus dari setiap keputusan yang hendak kita ambil.
3. Untuk menghasilkan keputusan yang cepat, Anda tidak perlu menunda-nunda waktu karena keputusan tidak bisa hanya melalui proses satu malam saja. Awasi setiap perkembangan yang mungkin akan mengubah keputusan Anda sewaktu-waktu.
4. Gunakan analisa yang tajam dalam mengolah data yang sudah susah payah Anda kumpulkan. Ambil keputusan yang paling bijaksana dan memiliki risiko paling kecil. Anda juga masih perlu mengawasi pelaksanaan keputusan tersebut satu demi satu.
5. Pastikan Anda mengetahui batas terakhir (deadline), kapan keputusan itu harus ditetapkan. Setelah itu tentukan deadline untuk diri sendiri, kapan keputusan tersebut sudah harus Anda buat. Catat tanggal yang Anda tentukan sebagai batas deadline....arasyid46@yahoo.com

Manajemen Global

I.MENGHADAPI GLOBALISASI
Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu atau organisasi. Globalisasi menyebabkan batas-batas antar negara dan bangsa di dunia menjadi kabur. Setiap orang dapat menjadi bagian dari negara dan bangsa lain di dunia ini dengan cepat. Organisasi sebagai bagian dari komunitas tidak dapat menghindar dari dampak globalisasi. Globalisasi berjalan seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan yang mengikutinya. Organisasi yang tidak siap menghadapi perubahan dan dampak kemajuan teknologi akan terimbas dampak negatif globalisasi.
Globalisasi setidaknya dapat berdampak pada perubahan struktur, SDM dan teknologi pada sebuah organisasi (Robbin, 2001). Perubahan struktur dapat terjadi berupa penyederhanaan struktur dan piramida bagan organisasi menjadi lebih horizon. Hal ini disebabkan globalisasi menuntut perlunya efisiensi struktur organisasi. Sejalan dengan hal tersebut, efisiensi struktur menyebabkan efisiensi kebutuhan SDM yang dapat digantikan oleh banyak teknologi. Tentunya ada pihak yang menerima perubahan dan ada yang resisten terhadap perubahan. Resistensi dapat terjadi apabila SDM menilai perubahan tersebut berdampak buruk pada diri mereka, sehingga memicu terjadinya konflik dalam organisasi.
Globalisasi akan sangat berdampak buruk pada organisasi yang disfungsional baik dari sisi struktur, budaya, kemampuan teknologi dan sistem secara umum yang dijalankan dalam organisasi tersebut, terutama organisasi yang tidak transparan dalam menjalankan suatu sistem. Salah satu dampak buruk globalisasi pada bidang teknologi adalah munculnya pihak-pihak yang menguasai teknologi dan memanfaatkannya untuk kejahatan, misal: membuat dan menyebarkan virus untuk merusak dan mencuri data yang dimiliki oleh organisasi lain. Selain itu, organisasi yang memiliki struktur dan budaya konvensional dimana organisasi menjunjung tinggi mekanisme hirarkial dan birokratisasi, dapat dengan mudah digunakan oleh sebagian orang yang memanfaatkan akses dan kewenangan untuk berperilaku yang tidak etis.Penulis menyimpulkan bahwa globalisasi di satu pihak tidak dapat dihindarkan oleh semua individu dan organisasi dan berdampak baik pada peningkatan kegiatan ekonomi dunia dan efisiensi, tetapi jika suatu organisasi tidak siap menerima dampak globalisasi terutama perubahan teknologi maka globalisasi tersebut akan memicu timbulnya perilaku negatif dari sebagian orang di dalam dan di luar organisasi.
Era global merupakan era yang penuh dengan persaingan, tantangan dan peluang menentukan perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara. Sehubungan dengan hal tersebut peningkatan kualitas SDM merupakan kebutuhan mutlak bagi seluruh organisasi baik yang berada di sektor publik maupun sektor privat. Salah satu cara terbaik untuk peningkatan kualitas SDM di sektor publik adalah melalui pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan kerpribadian Aparatur Pemerintah baik pegawai Departemen/LNPD maupun BUMN/D.
Globalisasi memberikan peluang sekaligus masalah kepada semua orang, tergantung dari antisipasi yang disiapkan dan dilaksanakan. Memberi peluang atau positif dalam arti :
a). peluang untuk meningkatkan penempatan jasa tenaga kerja Indonesia (TKI) di negara lain.
b). memberi peluang kesempatan kerja bagi SDM kita maupun peluang bisnis bila SDM maupun dunia usaha bisnis benar-benar mampu memanfaatkan sekecil apapun peluang yang terbuka.
c). semakin maraknya pasar dan kompetisi dan,
d). terjadinya relokasi bagi sebagian atau seluruh proses produksi barang dan jasa tertentu yang berasal dari negara lain ke wilayah Indonesia atau sebaliknya.
Dengan demikian arus barang jasa tenaga kerja bebas tanpa hambatan antar negara, bahkan sumber daya ekonomi seperti modal, tenaga kerja dan teknologi akan mengalir pesat di berbagai wilayah ekonomi.
Globalisasi memberikan masalah atau berdampak negatif dalam arti persaingan yang sangat ketat dan tajam serta suasana yang sangat mudah meledak, apabila SDM dan dunia usaha bisnis tidak siap atau tidak memiliki nilai jual untuk menghadapi tantangan yang akan terjadi.
Pada tahun 1994 bergulirlah organisasi perdagangan bebas atau World Trade Organisation (WTO). Selanjutnya dengan deklarasi Bogor tanggal 9 Januari 1995 pemerintah menyatakan bahwa : mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, kita telah masuk kedalam sistem perdagangan bebas dunia (WTO). Saat ini (Maret 2004) sudah terdapat 148 anggota WTO dan sedang antri sekitar 30 negara. Dengan ikut sertanya Indonesia menjadi anggota WTO, berarti semua aturannya diikuti, diantaranya bidang jasa ketenagakerjaan. Jasa ketenagakerjaan adalah yang paling sensitive, paling strategis dan paling banyak disoroti paling banyak mendapat perhatian dari negara-negara berkembang. Antara lain;
1. Cara Transaksi (Pendekatan)Dalam menyiapkan request kepada negara lain terdapat 4 (empat) transaksi (mode of supply) yaitu pertama Cross Border Trade, dimana mereka tidak datang (tidak hadir), tetapi bisa berupa jasa konsultan ataupun melalui internet; Kedua, mode of consumption Abroad, dimana mereka datang dan menginvest (menanamkan modalnya). Ketiga, Commercial Presence, Keempat, movement of Natural person, dimana jasa mereka langsung diberikan.
2. Bidang ketenagakerjaan (SDM)Dari 4 (empat) mode of supply tersebut masalah ketenagakerjaan (SDM) terkait dengan mode 3 dan terutama mode 4 (empat). Cakupan mode 4 diantaranya :
a. Kategori Individu (natural Person)Penyediaan jasa individu seluruh negara anggota seperti self employment dan memperoleh consumerasi secara langsung dari pelanggan (costumer) . b. Pembatasan HambatanBarrior atau hambatan selalu ada, dan yang perlu bagaimana mengatasi hambatan tersebut.
c. Kriteria penilaian yang digunakanKriteria yang digunakan diantaranya :Kepadatan penduduk dan distribusi jasa secara geografisKondisi pasar sekarang dan masa yang akan datangKondisi ekonomi dan keuangan secara umum dan lokalTingkat penyediaan jasa sekarangAkibat/impact dari masuknya pendatang baru terhadap kenyamanan publik termasuk produktivitas penyediaan jasa.
d. Hambatan dalam izin kerja dan visaHambatan dalam ijin bekerja (working permit) dan visa diantaranya:Legilitas yang ketat untuk perolehan ijin tenaga kerja dan perolehan visaPembatasan waktu tinggal. Prosedur memperoleh ijin dan visa yang rumit dan memakan waktu lama.
e. Klasifikasi dan pengakuan (recognition)Klasifikasi dan pengakuan diantaranya :Persyaratan penyedia jasa harus telah menempuh pendidikan dan pelatihan yang cukup sebelum menggunakan jasa tenaga kerja.
f. Pembahasan lainnyaPembahasan lain diantaranya :Persyaratan tempat tinggal (residency)Pre employment (harus bekerja dulu, umumnya satu atau dua tahun)Pembatasan jumlah, Persyaratan mengenai upah.

II. PERAN PEMERINTAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP DUNIA BISNIS DAN SDM
Peran PemerintahPeran pemerintah di bidang jasa ketenagakerjaan (Depnakertrans) sangat penting dan telah banyak dilakukan terutama dalam keikutsertaan mengikuti perundingan-perundingan dengan WTO dimulai putaran Uruguay dan putaran Doha . Keikutsertaan dalam perundingan dengan WTO tersebut diharapkan dapat merumuskan arah dan kebijaksanaan ketenagakerjaan, khususnya :
1. Liberallisasi tenaga kerja profesional sektor jasa (kebijakan tenaga kerja asing), yaitu :

a.Liberalisasi dilakukan secara bertahap (progressiv liberalization) . Prinsip ini dilaksanakan bertahap dan negara-negara anggota WTO komit untuk membuka diri untuk liberalisasi. b.Liberalisasi dilakukan harus sesuai sepenuhnya dengan tujuan kebijakan nasional suatu negara (national objectiv policy) .
c.Liberalisasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat perkembangan pembangunan negara bersangkutan (level of development) .
d.Liberalisasi dilaksanakan dengan fleksibel (fleksibilitas), jadi bukan merupakan pemberian negara maju tetapi berdasarkan komitmen.
2. Mengajukan Request dan OffersDengan mengetahui tentang liberalisasi tenaga kerja profesional dibidang jasa, sebagai anggota WTO pemerintah diminta mengajukan request dan offers terutama request. Dalam pengertian sederhana, request diartikan potensi yang kuat untuk direbut pasarnya. Sedang offers adalah jabatan-jabatan yang akan dibuka bagi pasar tenaga kerja pendatang. Dalam hal ini, yang perlu disiapkan adalah requestnya.Dalam mengajukan request, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

a.Apa yang perlu di request, yang didukung dengan intra struktur yang memadai merupakan potensi, tetapi kemampuan kita belum kuat.
b.Sektor apa yang ingin direquest.
c.Negara tujuan mana yang perlu direquest.
d.Hambatan-hambatan apa saja yang dialami dari negara tujuan.
e.Upaya apa yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut sehingga perlu direquest (hambatan standar, kualifikasi dan perijinan).
f.Kalau request sudah pernah ada, bagaimana kita meningkatkan request tersebut.
g.Apa yang kita inginkan.

B. Dampaknya terhadap dunia bisnis
Dengan terbukanya perdagangan bebas tersebut membawa dampak ataupun peluang baru yang tidak terikat akan batas negara, dan juga berakibat akan terjadinya relokasi bagi sebagian atau seluruh proses produksi barang dan jasa tertentu yang berasal dari negara lain ke wilayah Indonesia atau sebaliknya. Dengan demikian arus barang dan jasa termasuk jasa tenaga kerja bebas tanpa hambatan antar negara, bahkan sumber daya ekonomi seperti modal, tenaga kerja dan teknologi akan mengalir pesat di berbagai wilayah ekonomi. Oleh karena itu untuk dapat hidup dan berkembang pada perdagangan bebas di dibutuhkan manajemen profesional dan tenaga kerja yang memiliki skill dan wawasan global. Dampak dari perdagangan bebas tersebut diantaranya :
1. Kebutuhan akan manajemen profesional berwawasan global.Profesional mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya, kesungguhan hati untuk mendalami, menguasai, menerapkan dan bertanggung jawab atas profesinya (Ratna Djuwita Wahab, 1996). Untuk mampu mengantisipasi perdagangan bebas terutama bidang jasa tenaga kerja, kehadiran manajemen profesional berwawasan global untuk mengelola dunia bisnis sangat dibutuhkan. Saat ini manajemen tidak lagi seperti biasanya, karena dunia tidak seperti yang dahulu lagi. Kita telah menyaksikan suatu revoluasi dalam sifat-sifat dasar manajemen yang digerakan oleh perubahan cepat (manajemen akselerasi perubahan) yang di pengaruhi kondisi sosial, ekonomi dan politik. Sebagai manajer profesional yang berwawasan global, harus mampu mengajukan ide-ide, terobosan baru maupun metode baru untuk membantu perkembangan organisasi atau dunia bisnis yang dikelolanya untuk keluar dari hambatan dalam operasionalisasi di lapangan.
2. Penyesuaian strategi/ stuktur, budaya dunia bisnis dan sumber daya manusia.Tantangan bagi manajemen global adalah mengubah konteks yang dalam pengembangan manajemen tersebut harus dipikirkan tanggung jawab pengembangan sumber daya manusia maupun pekerja. Untuk itu perlu meninggalkan model ataupun pandangan tradisional dan mulai berpikir kearah paradigma global dan bukan lagi domestik. Dalam proses ini tantangan berat menuntut perubahan pandangan mengenai perekrutan karyawan, pelatihan, seleksi, pengendalian, pengawasan dan penilaian terhadap kualitas manajemen atau manajer yang dimiliki, serta perubahan struktur organisasi seperti perampingan organisasi. Penyesusaian organisasi dan manajemen kearah strategi/ struktur budaya dan sumber daya manusia menjadi global, difakuskan kepada lima faktor pokok yaitu;
a) nilai-nilai dan kualitas organisasi,
b) komunikasi dan organisasi pembelajaran (learning organization),
c) pengelolaan sistem keuangan,
d) sistem informasi yang baik dan benar dan
e) sistem sumber daya manusia yang bermutu.

3. Pengakuan dan penghargaan kepada manajer dan karyawan yang berprestasi secara konsisten.Persaingan sehat harus diciptakan bagi manajer maupun karyawan agar tercipta peningkatan kualitas dan kemampuan teknis dan profesional terhadap profesinya dapat membantu pencapaian sasaran perusahaan yang telah ditetapkan. Pengakuan dan penghargaan kepada manajer, karyawan baik secara individu maupun kelompok kerja (team work) merupakan suatu daya dorong positif untuk mengelola perusahaan atau dunia bisnis yang sukses. Untuk itu perlu ketentuan atau norma yang dijadikan dasar penilaian dan penghargaan kepada dunia bisnis, yang meliputi imput proses dan hasilnya yang terukur, konsisten dan layak atas dasar prestasi yang dicapai di masing-masing unit.
4. Pembelajaran organisasiKemampuan manajemen global, tingkat pembelajaran organisasi, dan profesionalisasi SDM, menjadi komponen keunggulan bersama yang abadi untuk masa depan, terutama pada dunia bisnis yang berkembang. Dalam hal ini, tantangan manajemen global adalah mempercepat pembelajaran organisasi dengan membangun rasa percaya diri, budaya perusahaan yang berorientasi kepada perubahan, dan atau mampu mengantisipasi perubahan, seperti belajar dari proses perubahan. Serta mampu menindaklanjuti dalam aksi individu dan rencana aksi kelompok, baik dalam jaka pendek, menengah maupun panjang secara konsisten dan berkesinambungan.
5. Menyiapkan manajer global untuk antisipasi perubahan dan pengembangan organisasi. Sumber daya manusia dalam dunia global termasuk manajer dan karyawan tidak lagi terfokus hanya kepada pemenuhan (kompensasi, manfaat dan hubungan industrial), tetapi harus mencakup berbagai pemfasilitasan (sikap, pengetahuan, etika, ketrampilan dan budaya perusahaan global). Dengan dilaksanakannya organisasi dan pengembangan ilmu pengetahuan melalui pelatihan, maka setiap organisasi maupun dunia bisnis harus mempersiapkan calon-calon atau kader-kader manajer baru yang tangguh dan profesional serta berwawasan global. Secara bertahap perlu dilaksanakan pengembangan-pengembangan terhadap manajer global tersebut.
Stephen H. Rhinesmith menyatakan terdapat 12 (dua belas) cara untuk mengembangkan manajer global yaitu :
A. Pencarian sumber daya globalPerusahaan atau dunia bisnis global tidak dapat dibatasi secara geografis dalam kebijaksanaan SDM mereka. Dunia bisnis global harus mampu merekrut, melatih dan menempatkan para pakar atau ahli mereka yang terbaik serta menempatkan manajer mereka yang paling efektif dilokasi geografis, memenuhi ketentuan pasar, teknologi dan lingkungan, kualifikasi demikian membutuhkan keterampilan yang terbaik tanpa memperdulikan kebangsaan dan hal ini merupakan suatu proses pencarian sumber daya global. Penggalian atas ketersediaan melalui pencarian sumber daya global adalah sebagai bagian dari fungsi SDM global dan merupakan salah satu perubahan yang pertama bahwa manajer harus melakukan peralihan keperusahaan atau dunia bisnis global. Perusahaan multi nasional telah memandang diri mereka sangat berhasil mencapai prestasi yang menentukan dalam kebijakan SDM internasional, karena sebagian besar pembinaan dan pengembangan staf dilakukan melalui proses “benchmarking” ke negeri dengan memperkerjakan warga negara untuk magang di luar negeri. Dengan cara meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya manusia global, perusahaan atau dunia bisnis mampu bersaing dengan moto “selalu unggul dalam menghadapi persaingan global”.
B. Penilaian dan seleksiBanyak hal yang perlu dilakukan untuk menetapkan metode penilaian dan seleksi yang benar dan tepat agar memperoleh SDM dan manajemen global yang profesional, berwawasan global dan mandiri.Salah satu diantaranya melalui SMILE yaitu :Specialty/keahlian khusus (keteram-pilan, kemampuan atau pengetahuan yang dibutuhkan).Management Ability/kemampuan manajemen (terutama motivasi dan pengembilan keputusan atau kebijakan).Internasional Flexibility/kelenturan internasional (kesediaan untuk belajar dan menyesuaikan diri).Language Facility/ kecakapan atau kemahiran dalam berbahasa internasional.
C. Pusat orientasi GlobalPusat-pusat orientasi global menjadi tempat yang lebih baik bagi perusahaan atau dunia bisnis untuk dilakukan penelitian dan pengembangan mengenai keadaan pasar dan opsesi global. Untuk itu para manajer global yang menjalani program pendidikan dan pelatihan di pusat-pusat orientasi tersebut merupakan nara sumber bagi berbagai informasi dan penjelasan permasalahan saat ini dan masa datang. Belum banyak perusahaan atau dunia bisnis memiliki dan memberdayakan pusat-pusat orientasi ini untuk dilakukan sebagai pasar penelitian dan pengembangan, pengendalian mutu produk, serta pengembangan SDM dalam pendidikan pelatihan.
D. Pengembangan pola pikir globalHampir setiap studi mengenai pengembangan perusahaan atau dunia bisnis global, menyimpulkan bahwa tanpa fungsi SDM yang terpadu dan kuat, bakat dan pola pikir global untuk mengelola perusahaan atau dunia bisnis global yang sangat kompleks akan mengalami kegagalan dan tidak berkembang. Pendidikan pola pikir global perlu ditumbuh kembangkan agar mencapai hasil yang maksimal. Beberapa hal yang diperlukan dalam pendidikan pola pikir global diantaranya; teori kekuatan yang mendorong dan menghambat terlaksananya perdagangan bebas meliputi aspek:
(a) perkembangan organisasi dan manajemen global
(b) kompetensi yang harus dimiliki manajemen global yang terlibat dalam mengelola daya saing, kompleksitas, penyesuaian organisasi dan perubahan manajemen kearah manajemen global
(c) manajemen akselerasi perubahan
(d) memberdayakan tim multibudaya
(e) pembelajaran organisasi. Melalui pendekatan terjadi pengembangan dalam pendidikan pola pikir global tersebut diharapkan:
1. berpikir secara sistematis tentang perubahan global,
2. kemampuan mengelola kompleksitas dengan berhasil guna dan berdayaguna,
3. kemampuan mengelola penyesuaian dan pengembangan serta perampingan organisasi
4. kemampuan mengelola dan mengantisipasi perubahan dengan cepat dan benar
5. kemampuan mengelola dan mengendalikan tim multi kultural dan,
6. kemampuan mengelola pembelajaan organisasi. E. Pelatihan bisnis globalPengembangan SDM melalui pelatihan bisnis global yang semakin marak adalah pendidikan, pelatihan dan pengembangan manajemen eksekutif untuk lebih meningkatkan daya saing, kompetensi dan penguasaan pasar global yang didalamnya memerlukan dukungan dana yang tidak kecil. Suatu perusahaan atau dunia bisnis dalam era perdagangan bebas saat ini harus mengetahui wawasan global seperti :
(a) pengetahuan tentang strategy, analisis, struktur, pasar dan produk yang memiliki nilai jual yang tinggi,
(b) pengetahuan tentang keuangan,
(c) pengetahuan tentang manajemen global dan regional,
(d) pengetahuan tentang valuta asing atau valas,
(e) pengetahuan tentang perbankan atau moneter,
(f) pengetahuan tentang transportasi internasional,
(g) perpajakan dan,
(h) hukum internasional.
Untuk pelatihan bisnis global ini, bila perlu manajemen eksekutif yang terbaik disekolahkan ke luar negeri dalam rangka “benchmarking” untuk meningkatkan keahlian, kualitas, pengalaman dan profesionalisme mereka bagi kemajuan perusahaan dimasa datang.

F. Pelatihan manajemen lintas budayaDilaksanakannya pelatihan seperti ini merupakan suatu kemajuan bagi perusahaan atau dunia bisnis. Mengelola keberhasilan Tim Manajemen Lintas Budaya yang dihasilkan melalui pelatihan, memerlukan penyeimbangan berbagai pengharapan yang berbeda mengenai kepemimpinan, komunikasi, penilaian, pengambilan keputusan. Pola pikir yang berbeda sangat mempengaruhi berbagai bea siswa alternatif pengambilan keputusan atas berbagai aspek kehidupan organisasi dan manajemen global. Hal ini pernah dilakukan oleh Henry Ford untuk kemajuan perusahaannya dan ternyata berhasil.
G. Pelatihan budaya dan bahasaDengan adanya upaya pengiriman (Scholarship ) bagi manajemen eksekutif yang terbaik ke luar negeri, maka pelatihan budaya dan bahasa merupakan suatu kebutuhan penting untuk dilaksanakan dalam dunia bisnis. Hal tersebut dimaksudkan agar manajemen eksekutif yang terbaik tersebut dapat menularkan kepada setiap manajemen eksekutif lainnya serta karyawan yang potensial dan berprestasi guna mempertahankan sehingga perusahaan tetap solid dan mampu menghadapi tantangan dunia global.
H. Pertukaran staf dan pengembangan jaringanPertukaran staf dan pengembangan jaringan masih belum banyak dipraktekkan oleh perusahaan atau dunia bisnis pada era perdagangan bebas saat ini. Bahkan sebagian besar perusahaan belum menyusun rencana strategis dan pedoman untuk melakukannya.
I. Penggunaan penasihatan internasionalOrganisasi dan manajemen global yang tidak menyesuaikan budaya, kebijaksanaan, dan prosedur perusahaan untuk menghadapi dunia global tanpa batas tidak akan pernah mempunyai kader manajemen global yang berkualitas, profesional dan kompeten. Penasehatan berskala internasional di perusahaan harus mampu memberikan informasi dan masukan kepada manajemen global baik diminta atau tidak, agar perusahaan tetap solid dan mampu mengatasi semua permasalahan serta memiliki keunggulan kompetitif.
J. Perencanaan karier internasional (global)Setiap manajer eksekutif yang telah dikirim ke luar negeri, perlu dievaluasi sumbangannya pada organisasi (sharing) dalam bentuk ide, gagasan, metode atau terobosan baru yang disampaikan dan bermanfaat bagi kemajuan dan peningkatan kinerja perusahaan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan karier.
K. Manajemen kinerjaPendekatan terpadu terhadap pengembangan manajemen global tidak akan dapat efisien dan efektif, tanpa memasukan perilaku yang diinginkan ke dalam sistem manajemen kinerja organisasi. Ini berarti bahwa manajemen global tidak hanya harus berorientasi pada pelatiahn dan kesempatan mengikuti pendidikan dalam dan luar negeri, tetapi juga harus dilatih dan dilatih dan dinasehati/ difasilitasi untuk mengambil manfaat dari semua kesempatan. Pada akhirnya harus pula diminta agar kinerja perlu memberikan penghargaan (rewards) dan pengakuan (recognise) dan kepada mereka yang berprestasi agar di tanamkan dan ditumbuh kembangkan atau prinsip untuk tercapainya sukses organisasi dan manajemen global.

C. Dampaknya terhadap Pengembangan SDM
Organisasi dan manajemen dapat berproses maju dan berkembang karena digerakan oleh manusia (SDM) di dalamnya. Organisasi dan manajer maju karena dikembangkan dan dimajukan oleh peran perilaku organisasi. SDM menjadi pelaku utama dalam setiap derap langkah organisasi, dalam menjalankan misi untuk tercapainya tujuan dan cita-cita organisasi dan manajemen tersebut.1. Dampak langsung dan tidak langsungDampak manajemen global terhadap pengembangan SDM adalah akibat langsung atau tidak langsung yang ditimbulkan dari aktivitas manajemen SDM. Secara keseluruhan dampaknya bisa dijelaskan dalam empat dimensi yang dibedakan berdasarkan keluasan akibat yang ditimbulkan (Willy Susilo, 2002 : 7-8). Pertama adalah dampak secara langsung tercermin pada perubahan perilaku individu yang bisa dilihat pada tiga aspek yaitu perubahan aspek kognitif, perubahan aspek afektif dan perubahan aspek psikomotorik. Aspek kognitif adalah perubahan pada dimensi pengetahuan. Aspek afektif adalah perubahan pada dimenci sikap, sedang aspek psikomotorik adalah perubahan pada dimensi keterampilan (skill). Kedua adalah dampak yang terjadi pada perubahan perilaku kelompok, yang tercermin dalam kemampuan kelompok melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya termasuk kemampuan menghadapi tantangan pelaksanaan yang dihadapi oleh kelompok tersebut di masa depan. Ketiga adalah dampak yang dimbul dan dapat diukur pada skala organisasi misalnya diukur pada tingkat produktivitas, perbaikan efisiensi biaya, peningkatan volume penjualan, peningkatan laba usaha dan sebagainya. Keempat adalah dampak yang timbul pada masyarakat secara umum akibat pengaruh budaya organisasi yang dibawa oleh karyawan kelingkungan tempat tinggalnya.2. Peningkatan daya saing SDMBila ingin berhasil bagi peningkatan daya saing SDM, unggul dalam kompetisi serta memiliki kinerja tinggal diperlukan 12 (dua bebas) kemampuan global (RIESENBERGER dan MORAN) yaitu :
a. Memiliki pola pikir globalPola pikir global dimaksudkan kecenderungan untuk melihat dunia dengan cara tertentu sebuah jaringan yang apabila melaluinya kita dapat melihat dunia ini. Untuk dapat melihat pola pikir global kita harus memeriksa, introspeksi dan memodifikasi pola pikir yang sudah ada dengan memperluas prespektif kita.
b. Sederajat dalam bekerja dengan mereka yang mempunyai latar belakang berbeda.Sederajat dimaksud adalah “tegak sama tinggi dan duduk sama rendah”. Ini berarti, terdapatnya hubungan kerja yang sederajat dan adil antara pimpinan, staf dan bawahan yang tercermin dalam kehidupan kerja sehari-hari. Hal tersebut harus terlihat dalam sikap dan perilaku organisasi dan manajemen secara nyata, walaupun terdapat latar belakang yang saling berbeda.
c. Mempunyai orientasi kedepanBagi manajemen eksekutif maupun manajemen global yang penuh dengan berbagai kualifikasi kreativitas lain tuntutan saling yang bersaing dengan lembaga atau unit bisnis yang berada dalam medan kompetitif, secara cepat, harus mampu mengatasi tantangan global tersebut serta cepat pula menyelesaikan pekerjaan karena sesudahnya akan timbul lagi tuntutan dan tantangan yang lain.
d. Menciptakan system belajarDalam melaksanakan tugas, harus mampu terus menerus belajar, mencari perbaikan baik dalam kehidupan pribadi, organisasi dengan selalu membuka diri, transparan terhadap hal-hal yang diduga maupun yang tidak diduga dengan belajar dari pengalaman sebelumnya. Dengan kata lain, terus berusaha menjadi yang terbaik. Untuk itu perlu menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan adalah pembelajaran seumur hidup atau tidak ada batasnya untuk belajar, guna mendukung kinerja dalam melaksanakan pekerjaan.
e. Mempermudah perubahan organisasi.Dalam era global perdagangan bebas, proses merupakan kunci bagi penyesuaian diri, daya tahan dan kelangsungan hidup organisasi. Untuk dapat berhasil di era global perlu lebih menekankan pada proses lintas fungsi ketimbang struktur hierarkis. Hal ini kelihatan mudah tetapi sulit. Karena seringkali kita mengganti hal-hal yang merupakan kepentingan sendiri, atau kepentingan unit dengan tindakan yang dapat meningkatkan bisnis secara keseluruhan. Untuk melakukan hal tersebut harus difokuskan pada proses yang lebih terpadu, bukan membangun lagi system yang lama.
f. Motivasi karyawan untuk menjadi lebih unggul.Motivasi karyawan diperlukan untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui transfer of technology atau Know-How kepada karyawan, sehingga mereka menjadi lebih unggul, ulet dalam bekerja dan memiliki semangat juang tinggi. Hal tersebut menimbulkan motivasi yang kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat sehingga meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja. Dengan knowledge atau Know-How hal ini merupakan kebutuhan nyata organisasi, sehingga pimpinan dan karyawan kerjasama dengan sistem yang terpadu tangan bersama menghadapi tantangan global yang semakin deras.
g. Merundingkan dan mendekati konflik dengan cara kerjasama.Manajemen global hendaknya mampu menunjukkan pembinaan yang baik antara kepercayaan diri dan kerendahan hati. Artinya, lebih baik melibatkan parner kerja ketimbangan mengenyampingkan (tidak dilibatkan) sehingga dapat mengurangi konflik, bukan mencampakkannya. Dalam menajemen global, konflik sulit dihindari. Cara yang terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mengajak, melibatkan, merundingkan dan mendekati konflik dengan cara kerjasama.
h. Mengelola TKA.Tiadanya pembatas antara negara dengan berlakunya perdagangan bebas, disamping kita menempatkan TKI ke luar negeri kita juga kedatangan tenaga kerja asing (TKA) untuk mengisi lapangan kerja yang ada di dalam negeri, sehingga terjadi persaingan dengan tenaga kerja lokal (domestik). Dunia bisnis dalam negeri lebih tertarik menggunakan tenaga kerja asing karena dianggap lebih kompeten, lebih qualified, lebih unggul dibandingkan dengan tenaga kerja negeri sendiri. Untuk itu TKA perlu dikelola secara bijaksana, seperti terdapatnya lapangan kerja yang terbuka dan tertutup sementara bagi tenaga kerja asing tersebut. i. Memimpin dan berpartisipasi secara efektif dalam tim multi disiplin atau multi budaya. Pada hubungan kerja di era global semakin bervariasi multi disiplin atau multi budaya sejalan dengan perkembangan organisasi yang ramping, efektivitas dan efisiensi, budaya asing dan berproduktivitas tinggi. Dipihak lain, semakin kuat tuntutan globalisasi agar standart internasional seperti HAM dan demokratisasi dilaksanakan oleh setiap negara. Kearifan, keteladanan dan kebijakan yang tepat dalam memimpin dan berpartisipasi secara efektif dalam kerjasama, dan mengelola multi disiplin dan atau multi budaya, merupakan tantangan tersendiri. Kearifan, keteladanan dan kebijakan yang tepat tidak hanya pada kedua disiplin tersebut juga dalam pengembangan organisasi dan SDM.
j. Memahami budaya, nilai-nilai dan asumsinya sendiri.Dalam rangka penyesuaian proses organisasi global dan arus perubahan secara serentak dan berkesinambungan diperlukan pengetahuan yang luas tentang pola pikir, kherekteristik, dan penerapan kepribadian budaya sendiri, agar tidak saling bertentangan dengan kaidah, norma yang ada dalam masyarakat. Penyesuaian tersebut membutuhkan keahlian khusus untuk mengelola berbagai ketrampilan dan multi budaya yang harus dikuasai oleh pengambil keputusan.
k. Memahami dengan tepat profil budaya organiasi manajemen global dan budaya nasional karyawan lain.
Penyesuaian proses organiasasi manajemen global harus bisa diterjemahkan kedalam berbagai kebijakan, dan disiplin ilmu, serta budaya nasional masing-masing karyawan di dalam praktek dan tugas sehari-hari. Hal tersebut akan membangkitkan motivasi dukungan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan. Ini merupakan tingkat operasional praktis sehari-hari, disinilah sebenarnya sukses tidaknya kebijakan tersebut diukur.Menghindari kesalahan dan perilaku budaya dengan memberikan pengetahuan dan menghormati negara lain.
Delema pokok dari penyesuaian organisasi manajemen global dan arus perubahan yang ingin dilaksanakan adalah, bahwa perubahan tersebut harus dapat diterima secara bebas oleh seluruh pelaku organisasi dan manajemen global, termasuk mereka yang mungkin menentang dimulainya perubahan tersebut. Bila ini terjadi, artinya banyak yang tidak dapat menerima perubahan tersebut akan menimbulkan permasalahan baru, konflik baru yang dapat menghambat kebijakan. Untuk menghindari hal tersebut, para pelaksana organisasi harus mempunyai komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut. Ini berarti, cara pimpinan dalam menterjemahkan inti pokok perubahan tersebut, dapat memenuhi kepentingan terbaik semua pihak termasuk karyawan yang berasal dari negara lain dalam kehidupan profesional mereka dalam bekerja dan berorganisasi dalam jangka panjang.


Rosyid APP

Manajemen dan Manajer

MANAJEMEN DAN MANAJER

1.MANAJEMEN
A.PENGERTIAN MANAJEMEN
Dalam pengertianya kata Manajemen berasal dari Bahasa Inggris”to manage” artinya mengurus,menggunakan,tata laksana/ketata laksanaan,kepengurusan.Kata Manage bersala dari Bahasa Latin “Managiare”diambil dari kata”Manus”berarti tangan.
Istilah manajemen,Terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan, seperti ketatalaksanaan, manajemen,dan manajemen pengurusan. Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, dalam tulisan ini kita pakai istilah aslinya yaitu “manajemen”.
Dalam mempelajari Manajemen istilah tersebut mengandung tiga pengertian:
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai kolektivitas,orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
3. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para Ahli,.Namun bila kita rangkum yaitu;
a.Adanya tujuan yang ingin dicapai
b.Tujuan tersebut dengan menggunakan orang lain
c.Kegiatan-kegiatan tersebut harus dibimbing dan diawasi
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti singular (tunggal), disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain. Dengan aktivitas manajemen dimaksudkan kegiatan- kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas manajer itu adalah Planning, organizing, staffing, dan controlling. ini sering pula disebut dengan istilah proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya unsur-unsur manajemen.

Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni atau suatu ilmu mengenai inipun sesungguhkan belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen itu adalah seni, golongan lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenaran. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena/ gejala, kejadian, keadaan, jadi memberikan penjelasan.
Unsur keilmuan merupakan kumpulan pengetahuan yang tertentu, seperti yang dinyatakan oleh peraturan-peraturan atau statemen-statemen umum, dan dipertahankan oleh berbagai tingkat ujian-ujian dan peneyelidikan-penyelidikan. Unsur seni ialah pemakaian pengetahuan tersebut pada satu situasi tertentu. Dengan pengalaman-pengalaman pemakaian yang demikian menjadi pembawaan, kira-kira suatu panca indra keenam, keahlian yang bersifat intuisi. Dalam kehidupan nyata sehari-hari, manajemen benar-benar melakukan kedua fungsi tersebut, yaitu selain fungsi ilmu juga sebagai seni.

B.DEFINISI MANAJEMEN
Setiap tokoh,pelopor dan ahli mempunyai definisi tersendiri namun setiap definisi mempunyai pengertian yang hamper sama terutama pada tujuanya.
1.George R.Terry
Dalam bukunya”The principles Of Management”mengatakan bahwa;
Manajemen adalah Usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
Lebih dahulu dengan mempergunakan orang lain.
2.Harold Koontz dan Cyril O’Donnell
Manajemen adalah mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
3.Prof.Dr.A.Sanusi.SH
Dalam bukunya”Seminar Pendidikan Manajemen IKIP Bandung”mengatakan
bahwa Manajemen merupakan suatu system tingkah laku manusia yang
kooperatif,dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus menerus dan
.merupakan tindakan yang rasional.
4.John D.Millet
Dalam bukunya”Management in The Public Service”mengatakan Manajemen
Adalah proses danpemberian fasilitas daripada pekerjaan pada orang-orang
Yang di organisasikan dalam badan formal untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam Ensiklopedia Administrasi di rumuskan bahwa Manajemen adalah segenap perbuatan yang menggerapkan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

C.TINGKATAN MANAJEMEN
Menurut tingkatanya manajemen dapat di bedakan menjadi tiga tingkatan yaitu;

1.Manajemen Puncak (Top Management)
2.Manajemen Menengah (Middle Management)
3.Manajemen Bawah (Lower Management)

Di Dalam organisasi manajemen harus jelas ada orang-orang yang mempunyai wewenag lebih dari yang lain ,Besar kecilnya wewenang dan tanggung jawab itu bergantung pada tingkatan yang di pegang.
1.Top Management
Lebih banyak mempergunakan kerja piker dari pada kerja fisik,mereka ini umumnya para Board of Manager (Dewan Direksi) atau presiden Perusahaan.
2.Middle Management
Kegiatan sehari-hari antara kerja piker dan fisik hamper sama dalam waktu yang bersamaan,walau pola manajer ini memimpin tetapi ia selalu aktif secara fisik di tengah-tengah kebijakan dari atasan kepada bawahanya,Mereka ini umumnya Manajer Unit,Kepala-kepala bagian dan kepala-kepala seksi.
3.Lower Mnanagement
Dalam kegiatanya lebih banyak kerja fisik di bandingkan kerja pikir .Mereka adalah para mandor-mandor,karyawan,operator,dan lain-lain.
Ketiga jenis tingkatan manajemen ini pada hakikatnya melakukan fungsi-fungsi yang sama di tinjau dari sudut proses yaitu:perencanaan,pengorganisasian,penyusunan,pengarahan,dan pengawasan.Mereka bekerja sama untuk satu tujuan ,Manajemen dapat juga di sebut juga kolektivitas orang-orang yang melakukan aktifitas atau fungsi-fungsi manajemen.

D.SARANA MANAJEMEN
Dari uraian diatas bahwa manajemen merupakan suatu usaha atau proses kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan dari yang telah di tetapkan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain,Keberhasilan manajemen adalah berkat adanya kolektifitas setelah melalui proses yang tidak berdiri sendiri tetapi ada korelasi dia antara alat atau sarana manajemen,yang dalam hal ini di kenal dengan”The Six M in Management” yaiut;
1.Man :pelaksana tenaga kerja manusia
2.Monay: uang yang di perlukan untuk mencapai tujuan
3.Material:bahan-bahan yang di perlukan
4.Machines:mesin-mesin yang di perlukan
5.Methode:cara atau system kerja untuk mencapai tujuan
6.Market : pasar atau pemasaran tempat menjual produksi atau karya

1.Man (Orang,Tenaga Kerja Manusia)
Dalam kegiatan manajemen factor manusia adala utama untuk menentukan keberhasilan suatu usaha.Manusialah ang telah membuat rencana dan tujuan yang telah di tentukan .Tnpa manusia tidak aka nada proses kerja ,titik pusat dalam manajemen adalah manausia.
Setiap kegiatan yang dilakukan sangat tergantung kepada siapa yang melakukannya,Manusia merupakan suber kegiatan yang:
Melahirkan Ide
Menggunakan dan,
Melaksanakan Manajemen

2.Money (Uang atau Biaya)
Dalam dunia modern uang merupakan factor yang paling penting sekali karma sebagai alat tukar dan pengukur nilai suatu usaha ,Perusahaan ang esar di ukur pula dari jumlah uang yang berputar pada perusahaan itu.Uang yang diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuan ,sekalipun uang merupakan benda mati tetapi besar pengaruhnya pada manusia.

3.Material ( Bahan-bahan atau perlengkapan)
Sarana manajemen ini juga merupakan factor penting untuk keberhasilan suatu usaha ,bahkan manajemen itu karna ada kegiatan secara bersama mengurus material tanpa adanya material manusioa tidak dapat berbuat banyak dalam mencapai sebuah tujuan ,tanpa material yang di proses tidak mungkin ada wujud hasil proses.

4.Machine ( Mesin-mesin)
Setiap usaha dalam bentuk apapun peranan mesin-mesin sangat dominan .Apalagi dalam situasi yang sudah modern seperti sekarang ini hamper dapat dipastikan bahwa mesin sama sejajar dengan perkembangan hidup manusia.kegunaan mesin dalam proses manajemen dapat membaea kemudahan dan kelancaran kerja.
Walaupun demikian ,mesin dalam penggunaanya tergantung manusia ,jadi bukan manusia yang di perbudak mesin karma mesin diadakan untuk mempermudah pekerjaan manusia.

5.Methode (Cara Kerja)
Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan tidak semata-mata seperti apa yang telah digariskan dalam rencana ,tetapi bagaimana system atau cara kerja pelaksanannya di lapangan.Untuk mencapai tujuan pokok manajemen diperlukan efesiansi(daya guna) dan efektivitas(tepat guna) dalam bekerja sangat tergantung dengan methode.

6.Market (Pasar,Pemasaran)
Peranan pasar atau pemasaran yaitu sebagai tempat untuk melempar hasil-hasil produksi.Proses produksi akan berhenti apabla barang-barang hasil produksi tidak dapat dipasarkan ,oleh karna itu pengusaan pasar untuk menyebarluaskan hasil-hasil produksi sampai ke tanga konsumen,karma dalam bisinis modern market atau marketing memberi perhatian yang serius ,karma ini adalah babak yang menentukan keberhasilan suatu usaha walau tanpa meremehkan factor-faktor lainya.

E.FUNGSI –FUNGSI MANAJEMEN
Manajemen pada dasarnya berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang telah di tentukan terlebih dahulu.
Dalam proses pelaksanaannya manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang mutlak harus dilaksanakan supaya tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisien,tugas-tugas itulah yang biasanya di artikan dengan fungsi-fungsi manajemen.Bentuk kegiatan dan peranan dari setiap jenis tugas atau fungsi manajemen mengkin akan berbeda ,namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama,saling menunjang dan saling melengkapi dalam pelaksananya agar tercapai tujuan yang di kehendaki.
Di kalangan para ahli belum terdapat adanya keseragaman dalam membagi jumlah fungsi manajemen,Diantaranya yaitu:
1. Louis Allen (POLC)
Planning (Merencanakan)
Organizing (Menyusun)
Leading (Memimpin)
Controlling (Mengawasi/meneliti)
2. Henry Fayol (POCCC)
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Commanding (Pemberian Komando)
Coordinating (Pengkoordinasian)
Controlling (Pengendalian)
3. George R. Terry (POAC)
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Actuating (Pelaksanaan)
Controlling (Pengendalian)
Walaupun dalam menyebutkan fungsi-fungsi manajemen itu tadi ada
Yang berbeda tapi maksudnya adalah sama. Juga mengenai dasar pokoknya,
yang bersumber pada tokoh atau pelopor .

1. Planning termasuk Budgeting,
Berbagai batasan tentang Planning dari yang sederhana sampai kepada perumusan yang lebih rumit. Ada yang merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diingin-kan. Pembatasan yang agak kompleks merumuskan perencanan sebagai penetapan apa yang harus dicapai, bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab, dan penetapan mengapa hal itu harus dicapai.

2.Organizing,
Dengan Organizing dimaksud mengelompokan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas- aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

3.Directing atau Commanding,
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Directing atau Commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasikan kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya .

4.Leading,
Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5.Coordinating,
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.

6.Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang sudah yang sudah digariskan semula. Dalam melaksanakan kegiatan kontroling, atasan mengadakan pemeriksaan, mencocokan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai. .

2.MANAJER
A.PENGERTIAN MANAJER
Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Setiap manajer selalu melibatkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi, jika seseorang bekerja sendiri, dia bukan seorang manajer. Manajer berbeda dengan Pemimpin, seseorang disebut manajer apabila dia mampu merencanakan, mengelola dan mengendalikan organisasi dengan baik, sedangkan seseorang disebut pemimpin biasanya dikaitkan dengan orang yang mempunyai semangat yang tinggi, kharisma tinggi dan mempunyai kemampuan memotivasi orang lain yang sangat tinggi.
Menurut Tom Peters dan Robert Waterman dalam “In Search of Excellence (1982) terdapat 8 tanda-tanda gaya manajemen yang membuat suatu organisasi usaha dapat menjadi organisasi yang berhasil yaitu : 1) Serga bertindak (kegemaran melakukan sesuatu apa saja).
2) Dekat dengan para pelanggan (mempelajari kesukaan mereka dan memenuhinya).
3) Otonom dan berwirausaha (memecah-mecah perusahaan menjadi perusahaan kecil dan mendorong mereka berfikir secara mandiri dan secara kompetitif).
4) Produktivitas lewat motivasi anggota organisasi (menumbuh kan kesadaran semua karyawan bahwa upaya mereka yang paling baik adalah penting dan mereka akan turut menikmati keberhasilan perusahaan sebagai imbalannya).
5) Mengutamakan hal-hal yang penting bagi kemajuan usaha (siap membantu, mengutamakan nilai–menekankan bahwa para eksekutif tetap memelihara hubungan yang baik dengan usaha-usaha penting perusahaan yang bersangkutan).
6) Bertahan dengan hal-hal yang menguntungkan usaha.
7) Organisasi sederhana dan tidak banyak biaya overhead (tetap mempertahankan usaha yang perusahaan itu paling mengetahui atau Core Business/Back to Basics).
8) Tegas tapi toleran terhadap karyawan (sifat-sifat ketat dibarengi luwes,
mengembangkan suatu iklim adanya dedikasi kepada nilai-nilai inti perusahaan disertai dengan toleransi terhadap semua karyawan yang mengakui atau menerima nilai-nilai tersebut.

B.TINGKAT-TINGKAT MANAJER
Ada tiga tingkatan manajer yaitu sebagai berikut.
a. Top manager atau manajer tertinggi, disebut juga pucuk pimpinan, yang termasuk dalam golongan ini adalah anggota-anggota board of manajer (dewan direksi) dan presiden perusahaan.
b. Middle manager atau manajer menengah, yang termasuk tingkatan ini ialah kepala-kepala bagian, kepala devisi dan kepala seksi.
c. Supervisory manager atau first line manager tingkat pertama. Termasuk kedalam golongan ini ialah kepala mandor dan mandor.

C.TUGAS-TUGAS MANAJER
1.Bekerja dengan dan melalui orang lain.
2.Memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan d
3.menetapkan prioritas-prioritas.
4.Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan.
5.Berfikir secara analisis dan konseptual.
6.Sebagai seorang mediator.
7.Sebagai seorang politisi.
8.Sebagai seorang diplomat.
9.Sebagai seorang pengambil keputusan-keputusan yang sulit.
D. KETERAMPILAN DAN PERAN MANAJER
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, para manajer memerlukan berbagai
kemampuan dan keterampilan. Menurut Robert L. Katz terdapat 3 (tiga) macam keterampilan manajer yaitu :
a.Technical Skill (Keterampilan Teknik)
Kemampuan untuk menggunakan peralatan, prosedur atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu.
b.Human Skill (Keterampilan Kemanusiaan)
Kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami dan memotivasi serta mendorong orang lain baik sebagai individu atau kelompok. Seperti anggota organisasi, para relasi dan terutama bawahan sendiri.
c.Conceptual Skill (Keterampilan konseptual)
Kemampuan mental para manajer untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh
kepentingan dan kegiatan organisasi sehingga organisasi dapat dilihat sebagai suatu
kesatuan yang utuh.


Rosyid